Sabtu, 04 Juni 2011

When The Silver Lights Came Up

Halo semua. Ini tulisan yang pernah iseng-iseng aku bikin setahun yang lalu. Kemaren waktu buka-buka catetan lama, ternyata ada ini -___- aku juga ngga inget kapan bikinnya, tapi... ya... sekedar sharing aja deh ya, aku tulis disini ;)

well, here it goes...

04/06/11
When the silver lights came up


Satu lagi pelajaran berharga yang lagi-lagi mengingatkanku tentang betapa pentingnya menerima, berusaha, dan mempercayai diri sendiri. Yah, well-aku tahu memang aku sangat sering sekali-bahkan mungkin di setiap awal aku selalu begini. Bukan aku yang mau, tapi entah kenapa, mungkin tuhan yang ingin selalu mengingatkanku agar aku tak terus teresat. Agar aku selalu ingat akan siapa diriku dan tetap kuat. Agar aku mau kembali dari bawah sekalipun aku telah berada di atas, agar aku tak lupa pada perjuangan dan semangatku untuk sampai ke atas sana. Agar aku tak lupa diri dan mau kembali dari dasar, sampai aku benar-benar siap dan benar-benar kuat.
Manusia suatu saat bisa berada di atas, namun suatu saat ia juga bisa tergelincir- dan bila tidak hati-hati ia akan kehilangan keseimbangan dan jatuh. Dan saat kau terjatuh, kau bisa saja jatuh di atas matras yang empuk, sehingga kau tak perlu takut dan jatuhmu tidak akan terlalu membekas atau membuatmu luka. Kau bisa saja jatuh di atas tanah, yang akan sedikit menyakitimu, namun jika kau pintar kau akan memilih untuk cepat-cepat bangkit dan melupakan sakitmu daripada jatuh dan terdiam sambil menangis meratapi lukamu yang sebenarnya mungkin hanya luka kecil. Kau tak pernah tahu bahwa mungkin akan ada yang lebih menyakitkan daripada itu. Kau bisa saja terjatuh ke dalam lubang yang dalam, bisa saja sangat dalam, sampai kau tak tahu bagaimana caranya keluar dari sana tanpa menyakiti dirimu sendiri. Jadi jika kau hanya terjatuh ke tanah dan masalahmu tak terlalu besar, lupakan saja. Kau masih bisa berdiri dan menahan tangismu, membiarkan waktu menyembuhkan lukamu dengan sendirinya.
Dan jika suatu saat kau sedang berlari, menikmati hidupmu di atas angin, jangan pernah lupa untuk selalu melihat ke bawah. Kau tak pernah tahu kapan sebuah lubang besar menantimu jika kau terus berlari tanpa memperdulikan lingkunganmu. Seandainya kau sedang berlari dan kau terjatuh ke dalam lubang itu, apa yang akan kau rasakan?
Apakah kau akan kalut? Marah? Menyalahkan semua hal yang membuatmu bisa sampai terperosok ke dalam lubang itu? Kau tahu, lubang itu sangat gelap sampai seakan-akan menutup matamu dari semua kenyataan yang ada. Kenyataan bahwa mungkin beberapa detik yang lalu kau masih tertawa-tawa dan dengan riangnya berlari di atas sana, kenyataan bahwa kau sebenarnya bisa saja keluar dari lubang itu dan kembali berlari, kenyataan bahwa sebenarnya tak ada yang perlu dipersalahkan. Jika kau terjatuh ke lubang itu, tak ada yang bersalah. Itu bukan salahmu, bukan salah takdir yang memerangkapkanmu, atau juga kesalahan siapapun atau apapun yang kau salahkan. Tak ada yang bersalah. Itu hanya bagian dari alur cerita hidupmu yang akan membuka matamu untuk menguatkanmu, menyadarkanmu bahwa kau harus bisa berjuang sekalipun kau ada di posisi yang sulit; sekalipun kau sedang berada di dasar sebuah lubang besar yang dalam dan gelap dan tak ada siapapun bersamamu disana. Lupakan tentang berteriak memohon bantuan, takkan ada yang mendengarmu.
Jadi, apa kau akan diam saja di sana dan meratapi dirimu sambil berkata, ‘Hei, aku tak sepantasnya ada disini. Aku seharusnya masih diatas sana dan berlari bersenang-senang,’ atau mungkin kau akan mulai memanggil nama-nama orang yang kau harap bisa menolongmu keluar dari sana dengan sekuat tenagamu, dan berharap mereka mendengarmu dari dasar sana?
Seandainya aku ada disana, aku akan memilih untuk menyimpan tenagaku dan mulai memandang ke atas. Di atas sana ada cahaya, cahaya yang kecil namun begitu terang dan menyiratkan harapan bagiku untuk bisa keluar dari sana. Yah, aku tahu mungkin pada awalnya aku akan sempat marah-marah dan meratapi diriku yang entah kenapa bisa sampai masuk ke lubang ini. Itu manusiawi. Aku yakin jika kaupun merasakan yang sama- berada di sebuah lubang yang besar seperti ini- kau tak akan bisa berhenti menyalahkan semua yang terjadi dan berangan-angan seandainya kau ada di luar sana. Selama beberapa detik atau menit pertama kau pasti akan berpikir seperti itu.
Namun, setelah itu, seandainya kau bisa mengendalikan dirimu dan menerima bahwa, ya, kau memang telah terjatuh dan harus bangkit SECEPATNYA, kau pasti akan lebih fokus mengumpulkan tenagamu dan menggunakan segenap kekuatanmu untuk memanjat keluar dari lubang itu. Kamu mungkin tak tahu kapan sebenarnya kau akan sampai ke atas lagi, tapi kau harus yakin bahwa kamu pasti bisa kembali ke atas sana, secepatnya. Ingatlah mereka yang pernah membuatmu berada di atas sana, jadikanlah orang-orang yang berharga bagimu itu kekuatan untukmu agar kau mampu cepat sampai ke sana dan kembali menemui mereka. Jangan dengarkan suara hatimu yang pesimis. Dengarkanlah suara hatimu yang lain, suara hatimu yang optimis dan penuh kepercayaan dari dasar lubuk hatimu yang berkata YA, aku pasti BISA.
Jadi, kerahkanlah seluruh usahamu, tenagamu, sehingga kau mampu kembali dan menunjukkan pada semuanya bahwa kau mampu berlari lebih cepat lagi dari sebelumnya. Bahwa kamu tak akan terjatuh lagi. Bahwa kamu mampu tetap menjadi dirimu dan masalah apapun yang kamu rasakan tak akan pernah mengubahmu.
Jadilah kuat, dan ingatlah, jangan pernah melupakan apa yang pernah menjadi dasar mengapa kita bisa tetap jauh berlari sampai saat ini.